Kamis, 20 Oktober 2011

Pertemuan Kelima :)

            Pertemuan kami berikutnya pun tiba. Tak terasa sudah pertemuan yang kelima untuk semua mata kuliah termasuk Bahasa Indonesia.. Di awal pertemuan kali ini, Bu Niknik membuka kelasnya dengan mengadakan kuis lelang kata. Beliau menantang kami semua untuk menjawab satu buah soal dan seperti biasa siapa yang bisa menjawabnya akan mendapatkan satu bintang. Berikut ini adalah soal yang diberikan :

        Jika nama penumpang tidak sama dengan nama yang tercantum di dalam tiket, maka pengangkut udara mempunyai hak menolak orang yang namanya tidak tercantum dan dengan demikian keberangkatan itu batal.

"Silahkan kalian ubah kalimat ini agar menjadi lebih efektif dan hemat dalam penggunaan kata-katanya. Bisa sampai berapa kata dihemat?" suruh Bu Niknik. Mula-mula situasi kelas masih hening. Kemudian, setelah ada yang memulai, keadaan semakin memanas. Semua anak ingin mencoba menjawabnya.  Dan, finally, Heidi lah yang berhasil memecahkan soal itu. Jawabannya adalah 

Jika nama berbeda keberangkatannya batal / Nama berbeda keberangkatan batal / Berbeda batal.
( ternyata bisa dihemat sampai dua kata saja.. ckckck Hebat ! )

               Kemudian kelas pun dilanjutkan. Oh iya, materi kuliah pada saat ini adalah tentang "Kesantunan Kalimat", yang memiliki 5 prinsip yaitu sebagai berikut.
  1. Kehematan ( kalimat sering kali tidak tersampaikan karena penggunaan kata yang boros. Maka, hindari pengulangan subjek, pemakaian superordinat pada hiponimi kata, dan memakai dua kata yang bersinonim dalam sebuah kalimat ).
  2. Kecermatan ( berarti cermat dan tepat menggunakan diksi. Agar kecermatan dan ketepatan diksi, maka harus di perhatikan seperti, hindari penganggalan awal, peluluhan bunyi, bunyi /s/ , /p/ , /t/, dan /k/ yang tidak luluh, dan pemakaian kata ambigu ) .
  3. Kesejajaran ( agar kalimat yang dibuat terlihat rapi dan bermakna sama, kesejajaran dalam kalimat diperlukan.Kesejajaran adalah penggunaan bentuk-bentuk yang sama pada kata-kata yang berparalel).
  4. Keharmonisan ( Agar kalimat menjadi harmonis, setiap kalimat yang dibuat harus mempunyai kejelasan unsur-unsur gramatikalnya, seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan ).
  5. Kelogisan ( berhubungan dengan bernalar atau tidaknya sebuah kalimat. Ketidaklogisan bisa terjadi karena isi  atau struktur kalimat yang dibangun. Struktur kalimat yang dimaksud adalah penggunaan unsur gramatikal yang tidak tepat dan penggunaan kata penghubung yang tidak logis. Terdapat dua kata penghubung dalam bahasa Indonesia, yaitu kata penghubung intrakalimat [ menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat ] dan antarkalimat [ kata yang menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya ].

Anak-anak kelas masih berantusias untuk mendapatkan soal seperti itu lagi, maka kami semua berteriak dan meminta soal lagi agar bisa mendapatkan bintang itu. Tetapi Bu Niknik melanjutkannya dengan menjelaskan materi yang lainnya dahulu. Kemudian di sela-sela itu, Bu Niknik menyertakan pula kuis bintang-bintang itu. Jadi, anak-anak diberi kesempatan untuk menjawab soal-soal sesuai konsep materi yang telah diajarkan sebelumnya. Wuihh, antusias anak-anak semakin memanas, sampai-sampai gaduh sekali suasana kelas saat itu. Tapi kelas ILKOM B tetap seru abis.. :) Keceriaan muda-mudi pun tak kalah ditunjukkan di antara kelompok yang lain.
                   Lalu, sesi kuis bintang-bintang per individu telah kelar, setelah itu saatnya untuk merebutkan bintang-bintang secara berkelompok. Untuk kuis per kelompok kali ini pun, soalnya diambil dari buku cetak halaman 182 sampai 184. 





                 Semangat Muda-mudi masih berkobar hingga saat ini sehingga soal-soal seperti itupun langsung dilahap oleh kami dan segera menyelesaikannya. Walaupun masih banyak salah, kami tetap terus mencoba untuk memperbaikinya agar bisa meraih bintang-bintang itu. Ha Ha Ha....
                     "Siapa yang sudah benar semua jawabannya, boleh pulang duluan..," tegas Bu Niknik kepada kami. Bagi Muda-mudi kata-kata itu tak usah dihiraukan, karena menurut kami, hal itu justru membuat kami tergesa-gesa. Jadi, tetap kerjakan dengan tenang tanpa terburu waktu. Mau benar mau salah, tetap semangat muda-mudi.. hehehe :D Akhirnya, Muda-mudi  berhasil mendapatkan 1 bintang hari ini. 



TETAP SEMANGAT MUDA-MUDI !! :)



Rabu, 19 Oktober 2011

Pertemuan Keempat :)

             Mari-mari, silahkan datang pertemuan keempat. Benar-benar tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Sudah cukup lama kami belajar Bahasa Indonesia, namun muda-mudi tetap semangat untuk mengikutinya :)
            Bu Niknik bertanya , "Anak-anakku,pernah gak sih merasa ada yang aneh atau janggal pada kalimat yang kalian tulis atau yang kalian ucapkan ?" Kemudian semua anak menjawab, "Iyaa Buuu...!" Lalu, mulailah Bu Niknik menjelaskan tentang apa itu kesesatan kalimat. Ternyata, kalimat yang ideal itu adalah kalimat yang memiliki 2 unsur penting, yaitu unsur S (subjek) dan P(predikat). Kalau kalimat itu tidak memiliki minimal kedua unsur tersebut , maka itu bukan kalimat melainkan hanya sebuah frasa. Maka dari itu, agar kalimat terlihat harmonis, setiap kalimat yang dibuat harus mempunyai kejelasan unsur-unsur gramatikalnya, seperti subjek, predikat, objek, pelengkap (aposisi), dan keterangan.

  • Subjek ialah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, benda, sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pangkal atau pokok pembicaraan. Ciri-ciri subjek yaitu jawaban apa atau siapa, disertai kata petunjuk, memiliki keterangan pembahas yang, didahului kata bahwa, dan tidak didahului kata depan.
  • Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan apa atau dalam keadaan bagaimana subjek. Predikta dapat juga berupa sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri subjek. Ciri-cirinya yaitu berupa kata kerja; bukan berupa kata kerja; disertai aspek bahasa; disertai kata adalah yaitu, dan merupakan; dapat diingkarkan.
  • Objek atau pelengkap  adalah bagian kalimat yang melengkapi predikat. Ciri-ciri objek dan pelengkap yaitu objek dan pelengkap berada di belakang predikat; objek bisa menjadi subjek pada kalimta pasif; pelengkap tak bisa menjadi subjek pada kalimta pasif.
  • Keterangan ialah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian yang lainnya. Ciri-ciri keterangan yaitu berupa kata, frase, dan klausa, didahului kata depan, dan tidak terikat posisi.
             Setelah Bu Niknik menjelaskan itu semua, kami diajak untuk berkumpul kembali dengan kelompok masing-masing. Kuis bintang-bintang pun dilaksanakan lagi. Pertamanya, perebutan bintang itu diberikan secara individu, dengan cara siapa yang bisa memilahkan kalimat ke dalam bagiannya masing-masing sesuai S-P-O-K, dialah yang akan mendapatkan 1 bintang. Kemudian, dilaksanakan babak kedua untuk kelompok. Setiap kelompok di beri tugas untuk mengerjakan  halaman 187 bagian K - T. Bagi kelompok yang sudah benar semua, bisa meninggalkan kelas lebih awal.
           Kali ini pun, dewi fortuna tak berada atas muda-mudi sehingga kami pun menjadi kelompok kedua dari yang terakhir untuk keluar dari kelas. Tak apa lah, namanya juga belajar, pasti ada salah ada benar. Justru dari kesalahan itupun kami bisa tahu apa yang seharusnya kami perbaiki. Lumayanlah kali ini, muda-mudi mendapatkan satu bintang lagi.  Asyik deh :) Pelajaran kali ini memang cukup rumit tetapi bagaimanapun kami harus tetap berusah untuk memahami pelajaran tersebut.

TETAP SEMANGAT MUDA-MUDI !! :)

Gambar dan Iklan yang Kurang Santun ( menurut Muda-mudi )

Inilah 70 gambar yang berhasil Muda-mudi dapatkan untuk memenuhi tugas selanjutnya :







































































TETAP SEMANGAT MUDA-MUDI !! :)