BERKONTEMPLASI MENUJU PRIBADI
YANG UNGGUL DAN BERKARAKTER
SKRIPSI
Diajukan guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom.)
Sekar Rarasati
11140110068
PROGRAM STUDI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS MULTIMEDIA
NUSANTARA
NUSANTARA
TANGERANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul
“Berkontemplasi Menuju Pribadi yang Unggul dan Berkarakter”
oleh
Sekar Rarasati
telah diajukan pada hari Kamis, tanggal 15 Desember 2011,
pukul 14.00 s.d. 17.00 dan dinyatakan lulus
dengan susunan penguji sebagai berikut.
Ketua Sidang Penguji Ahli
Drs. Petrus Damianus Subagya, M.M. Drs. Ahmadun Yosi Herfanda, M.T.I.
Dosen Pembimbing
Disahkan oleh
Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi – UMN
Dra. Bertha Sri Eko M., M.Si.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Orang boleh pandai setinggi langit,
tapi selama ia tidak menulis,
ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
(Pramoedya Ananta Toer)
KATA PENGANTAR
Tiada yang lebih indah selain anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Keagungan-Nya telah menjadi berkat yang luar biasa sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucap syukur atas selesainya skripsi yang berjudul “Berkontemplasi Menuju Pribadi yang Unggul dan Berkarakter”
Komunikasi intrapersonal saat ini tidak cukup dihayati oleh sebagian besar mahasiswa. Tidak kita sadari bahwa komunikasi ini membawa pengaruh besar kepada diri kita sebagai mahluk hidup dan sosial. Kontemplasi menjadi salah satu cara terefektif untuk mengembangkan diri. Oleh karena itu, skripsi ini bisa menjadi acuan bagi para mahasiswa untuk mengonsep diri menjadi lebih unggul dan berkarakter melalui kontemplasi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Multimedia Nusantara yang telah memfasilitasi penulis dengan pelayanan baik sehingga penulis dapat menuntut ilmu dengan baik dan lancar selama masa perkuliahan.
Telah banyak pihak yang membantu sehingga skripsi ini dapat penulis tuntaskan. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada:
1. Bapak Ninok Leksono, sebagai Rektor Universitas Multimedia Nusantara,
2. Ibu Bertha Sri Eko, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi di Universitas Multimedia Nusantara,
3. Ibu Niknik Mediyawati, sebagai pembimbing penulis dalam penggarapan skripsi dengan cara yang baik dan benar.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada keluarga: Papa, Mama, Kakak, dan Paman yang selalu menjadi semangat penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan pembaca.
Tengerang, Desember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi sedari dulu telah menjadi sarana vital bagi mahluk sosial untuk menjalin sebuah hubungan antarsesama yang terikat dalam rangkaian kehidupan. Peristiwa inilah yang akan membantu kita dalam membangun konsep diri, tapi kerap kita tidak menghayati hubungan dengan diri sendiri. Joseph De Vito (1984: 80) menyimpulkan, salah satu tujuan komunikasi menyangkut penemuan diri. Bila Anda berkomunikasi dengan orang lain, Anda belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi diri Anda sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.
Joseph De Vito (1984: 80) berpendapat, ”Teori intrapersonal lebih berperan besar bagi pengembangan konsep diri, ini merupakan cara individu mengolah informasi berdasarkan pengalaman hidup mereka sendiri.” Jadi, bukan berarti manusia tidak memerlukan orang lain dalam pengembangan konsep dirinya, tetapi dengan teori ini seseorang akan lebih mudah menemukan jati dirinya yang murni serta berkarakter.
Salah satu kegiatan yang mendukung manusia dalam mengembangkan konsep dirinya adalah berkontemplasi. Menurut Windy Dwiparaswati (2010: 10), kontemplasi adalah suatu proses meditasi, merenung atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Windy Dwiparaswati (2010: 25) juga menyatakan bahwa, “Berkomunikasi secara fokus cukup dengan mengandalkan suasana hati yang tenang kondusif dan konsentrasi.”
Menurut Kunda Lana (2001: 110), kontemplasi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan kita. Selain menjadi alat pengembangan diri, teori ini mampu menjaga kesehatan organ kita.. Dari sudut pandang fisiologis, meditasi adalah anti stres yang paling baik. Saat anda mengalami stres, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, pernapasan menjadi cepat, dan kelenjar adrenalain memompa hormon-hormon stres.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi sedari dulu telah menjadi sarana vital bagi mahluk sosial untuk menjalin sebuah hubungan antarsesama yang terikat dalam rangkaian kehidupan. Peristiwa inilah yang akan membantu kita dalam membangun konsep diri, tapi kerap kita tidak menghayati hubungan kita dengan diri sendiri. Joseph De Vito[1] menyimpulkan, salah satu tujuan komunikasi menyangkut penemuan diri. Bila anda berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar mengenai diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kenyataannya, persepsi diri anda sebagian besar dihasilkan dari apa yang telah anda pelajari tentang diri sendiri dari orang lain selama komunikasi, khususnya dalam perjumpaan-perjumpaan antarpribadi.
Ia[2] berpendapat bahwa teori intrapersonal lebih berperan besar bagi pengembangan konsep diri, ”Ini merupakan cara di mana individu mengolah informasi atas dasar pengalaman hidup mereka sendiri.” Jadi, bukan berarti manusia tidak memerlukan orang lain dalam pengembangan konsep dirinya, tetapi dengan teori ini seseorang akan lebih mudah menemukan jati dirinya yang murni serta berkarakter.
Salah satu kegiatan yang mendukung manusia dalam mengembangkan konsep dirinya adalah berkontemplasi. Menurut Windy Dwiparaswati[3], “Kontemplasi adalah suatu proses meditasi, merenung atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.”
Ia[4] juga menyatakan bahwa untuk berkomunikasi secara fokus, cukup dengan mengandalkan suasana hati yang tenang kondusif dan konsentrasi.
Menurut Kunda Lana[5], kontemplasi sangatlah bermanfaat bagi kehidupan kita. Selain menjadi alat pengembangan diri, teori ini mampu menjaga kesehatan organ kita. Dari sudut pandang fisiologis, meditasi adalah anti stres yang paling baik. Saat anda mengalami stres, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, pernapasan menjadi cepat, dan kelenjar adrenalain memompa hormon-hormon stres.
[1] Joseph De Vito, Ilmu Komunikasi (Bandung: PT Remaja Rosadakarya, 1984), hlm. 80.
[2] Ibid.
[3] Windy Dwiparaswati, Kontemplasi Jiwa (Semarang: PT Surya Permata, 2010), hlm. 10.
[4] Ibid., hlm. 25.
[5] Kunda Lana, Hidup Sehat (Jakarta: PT Empat Sekawan, 2001), hlm. 110.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiparaswati, Windya. 2010. Kontemplasi Jiwa. Semarang: PT Surya Permata.
Lana, Kunda. 2001. Hidup Sehat. Jakarta: PT Empat Sekawan.
Vito, Joseph De. 1984. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.
BIOGRAFI SINGKAT

Tidak ada komentar:
Posting Komentar